Pada artikel ini bukannya mau sombong atas nilaiku yang 'tertinggi' di kelas, tapi mau share pengalaman pahit campur manis Saya yang kalau dicampur jadi asin ini. Tadi pagi (14/02/2015) di kelas Saya yaitu kelas 9B, dan di pelajaran ke tiga yaitu Bahasa Inggris, Saya merasa sangat kecewa dan merasa sangat bangga, kenapa? Karena pada saat itu guru bahasa Inggris Saya yang tampfan nan femberani namun sayangnya Saya lebih tampfan, mengatakan, "Nilai Try Out Kalian ancru semua!", bes... hati Saya yang hampa tanpa cewek ini merasa sangat tertekan, disitu Saya kecewa, tapi ya gimana, wong Saya sudah belajar, doa dan juga sudah kerja keras agar nilai Saya bagus tapi malah si Guru yang tampfan nan femberani tersebut bilang semua penghuni kelas 9B ternyata nilainya ancur semua.
Buakn hanya Saya saja yang ber-ekspresi 4l4y saat mendengar nilai Try Out kelas Saya semuanya hancur, teman-teman Saya pun mungkin pada ber-ekspresi 4l4y. Memang ini rencana Allah, kalau Kita sudah berusaha, berdoa, dan lain sebagainya kalau tetep gak di-ridhoi ya gak bakal bisa, tapi Kitanya juga harus tetep sabar biar nanti Kita bisa tampfan seperti Saya.
Pa Guru yang tampfan tersebut kemudian melanjutkan bicaranya, "Saya akan bacakan nilaimu". Nyess... disitu hati Saya yang kosong ini semakin menjadi-jadi, takutnya nilai Saya bener-bener ancur kaya muka Saya yang tampfan ini. Tapi si Guru B. Inggris tersebut tetap membacakan nilai Try Out B. Inggris murid-muridnya tersebut. Dimulai dari yang pertama, yaitu absen satu. Sedikit bacot sebentar, si Absen 1 adalah teman bangku Saya alias duduknya itu satu meja dengan Saya. Dia terkenal dengan kepintarannya, namun, Allah memang maha adil, Dia memang pintar, namun jarang aktif alias kuper. Alhasil, Saya yang tampfan nan rupawan ini menjadi walinya setiap di kelas. Kekuperannya tersebut Saya manfaatkan, jadi begini, Dia kuper alias kurang pergaulan dan juga jarang aktif namun di sisi lain Dia juga pintar. Nah sedangkan Saya terkenal dengan keaktifannya, namun disisi lain Saya tak terlalu pintar. Nah pasti tau 'kan maksudnya? Ibaratnya seperti ini, Saya menjadi tangannya, sedangkan si Absen 1 menjadi otak Saya, bruakakaka.
Oke kembali ke tofik. Si absen 1 pun di bacakan nilai hasil Try Outnya yang ke dua, dan semua teman-teman Saya terkaget se-4l4y-4l4ynya, anak absen 1 tersebut yang terkenal dengan kepintarannya bisa juga mendapat nilai yang standar, tapi bukan standar KKM, tapi standar para murid tak waras, yaitu 9 (Dibalik). Tapi uniknya Saya tak kaget, mengapa? Dia si absen 1 sudah biasa dengan nilai 6, dan juga biasa dengan nilai 9,8,7 dan nilai-nilai yang membanggakan lainnya.
Nah, lanjut ke absen 2 sampai menuju absen Saya yaitu manusia biasa dengan ketampfanan luar binasa yaitu absen 23. Setelah dibaca, nilai Saya pun serupa dengan nilai teman sebangku Saya si absen 1, yaitu 6, namun tidak lebih tinggi sedikit dibanding dengan si absen 1, alhasil, nilai Saya menjadi nilai yang tertinggi. Pada saat itu Saya bangga terhadap diri Saya karena nilai Saya tinggi, namun mau bangga gimana? Wong nilai 6 mau bangga? Cih.
Yang Saya pikirkan adalah begini, gimana Saya mau menyampaikan nilai Saya tersebut kepada orang tua Saya? Orang tua Saya sudah kerja keras banting tulang sana sini, buat menyekolahkan anaknya yang tampfan luar binasa ini, namun yang didapatnya adalah nilai yang buruk. Disitu Saya bener-bener menyesal, karena menyesal datang belakangan, kalau bukan belakangan, bukan menyesal namanya. Mungkin nilai Saya yang 'jelek' ini karena belajar Saya kurang mantap 'sampai tumpeh-tumpeh', jadinya ya begini.
Jadi pesan Saya buaknlah bangga terhadap nilaimu yang jelek, tapi pikirkan lah gimana caranya biar orang tua Kita bangga, caranya pun terserah, mulai dari nilai yang bagus, berkarya, jadi artis, dan lain-lain. Dah gitu aja artikel pengalaman Saya yang pahit asem manis ini, semoga bisa bermanfaat bagi Kita, Nusa, Bangsa, dan Agama. Kalo ada kata-kata yang kurang enak, dikasih kecap aja biar enak. Wassalamualaikum Wr, Wb.
Saturday, 14 February 2015
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment