Rahasia yang sifatnya pribadi saat ini bukan hal yang aneh lagi. Faktanya banyak perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan data pribadi seseorang untuk melakukan penjualan iklan.
Di ikuti juga perkembangan teknologi, khususnya berbagai program software aplikasi yang membutuhkan data login pengguna untuk bisa mengakses layanan tersebut. Namun, tidak semua perusahaan teknologi mampu memberikan keamanan privasi pengguna secara maksimal.
Selain mengenai perusahaan teknologi, perusahaan operator telekomunikasi Indonesia juga tidak luput dari masalah keamanan privasi. Faktanya, beberapa bulan lalu Indonesia di gemparkan isu penyadapan Australia terhadap pejabat Indonesia termasuk Presiden SBY dari dokumen yang di bocorkan oleh Edward Snowden.
Itu membuktikan bahwa keamanan telekomunikasi di Indonesia masih rentan terhadap bocornya data dan penyadapan dari pihak lain.
Entah kemana lagi kita harus menyimpan data pribadi kita, dan dari pihak mana yang harus kita percayai. Dan apalagi kita seakan di teror kegiatan yang dilakukan oleh National Security Agency (NSA) yang terlalu berlebihan mengawasi lalu lintas data, dari dalam maupun dari luar negaranya sendiri.
Bahkan perusahaan internet besar seperti Google pun masih bisa datanya di bobol oleh NSA. Badan intelijen AS pun juga mengawasi perusahaan-perusahaan besar lain seperti Facebook, Twitter, dan Yahoo.
Edward Snowden
Seperti apakah kehebatan NSA dan Bagaimana Cara Kerjanya dalam mengawasi data-data?
Ternyata menurut bocoran terbaru dari Edward Snowden, mesin National Security Agency (NSA) dalam menjalankan kegiatan mata-mata tersebut berupa aplikasi digital jahat atau biasa disebut malware.
Badan intelijen AS ini memiliki sistem bernama "TURBINE" yang bisa menyebarkan jutaan malware dalam satu waktu ke seluruh komputer target. TURBINE berada di bawah unit peretas NSA yang bernama Tailored Access Operations (TAO). Namun, sistem ini hanya membutuhkan sedikit campur tangan manusia untuk bisa berjalan.
Maka dari itu privasi sudah bukan barang yang aneh lagi saat ini, banyak pihak lain yang menggunakan data pribadi entah sengaja ataupun tidak untuk tujuan masing-masing. Ingat, teknologi semakin canggih, kejahatan pun juga semakin canggih.
Kita tidak bisa sepenuhnya mempercayakan data kita terhadap pihak lain. Dan hati-hati ketika sedang berselancar di internet dan sedang mengunjungi suatu website dan tiba-tiba kita di suruh mengisi formulir yang menyangkut data pribadi kita. Kita harus tahu dulu untuk apa kalau kita mengisi data formulir itu.
Kita juga tidak bisa sepenuhnya menyalahkan pihak lain, sebab mereka juga sudah berusaha maksimal untuk melindungi privasi kita. Semua itu juga kembali pada diri kita sendiri bagaimana dalam menjaga suatu kerahasian diri sendiri.
Referensi: tekno.kompas.com
No comments:
Post a Comment